Pagi ini jalan jalan mencari udara segar hingga ke tempat ini
Ini adalah Keraton Kasunanan Surakarta. Kalau yang di Jogja namanya Kasultanan.
Bahasa asalnya sebenernya adalah Karaton, ka-ratu-an. Tempat dimana Ratu berada.
Saya suka sejarah, sebelum ada Google saya belajar tentang tempat
tempat bersejarah dari baca buku dan mengunjungi langsung obyeknya.
Saya merangkum Jogja Solo seperti ini:
Jogja itu AB, Solo itu AD.
Kalau digabung bisa jadi ABAD
karena perpaduan keduanya adalah Mataram yang berjaya berAbad lamanya.
Pun kalau digabung juga bisa jadi ADAB
negeri dimana kita belajar tatakrama, kearifan, sopan santun, unggah ungguh, budaya ketimuran
Apa bedanya Surakarta dan Solo?
Tahun 1742, Keraton Kasunanan Kartasura diserbu oleh Pemberontak Tionghoa dari Batavia, yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Geger Pecinan.
Pakubuwono II sebagai Raja Mataram/ Kartasura waktu itu memilih ngungsi ke Ponorogo.
Saat Pakubuwono II kembali lagi ke Kartasura (1743), Keraton-nya sudah hancur.
Beliau-pun lantas memilih memindahkan bangunan Keraton ke Desa Sala (Solo) dan mendirikan kembali kerajaannya dengan nama baru Surakarta Hadiningrat.
Keraton-nya ditempati sejak tahun 1745.
Di Tahun 1745 itulah, Gubernur Jenderal Van Imhoff memerintahkan untuk dibangun sebuah Benteng, kemudian dinamakan Benteng Vastenberg, di seputar Gladak. Bentengnya ini untuk meng-intip kegiatan pemerintahan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, karena disinyalir dapat membahayakan kedudukan Kompeni waktu itu.
Tahun 1755, Terjadi Perjanjian Giyanti, antara Kerajaan Mataram yang diwakili Pakubuwono III (putera Pakubuwono II) dengan VOC dan Pangeran Mangkubumi (adik dari Pakubuwono II)
Dari Perjanjian itulah Kerajaan Mataram dipisah menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta.
Jadi, Solo itu awalnya nama Desa tempat dimana keraton Mataram dipindahkan dari Kartasura yang sudah hancur.
Kini penggunan nama Kota Solo lebih familiar diucapkan, menjadi nama beken untuk Surakarta.
Wahyu Liz Adaideaja
instagram: adaideaja
Saya merangkum Jogja Solo seperti ini:
Jogja itu AB, Solo itu AD.
Kalau digabung bisa jadi ABAD
karena perpaduan keduanya adalah Mataram yang berjaya berAbad lamanya.
Pun kalau digabung juga bisa jadi ADAB
negeri dimana kita belajar tatakrama, kearifan, sopan santun, unggah ungguh, budaya ketimuran
Apa bedanya Surakarta dan Solo?
Tahun 1742, Keraton Kasunanan Kartasura diserbu oleh Pemberontak Tionghoa dari Batavia, yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Geger Pecinan.
Pakubuwono II sebagai Raja Mataram/ Kartasura waktu itu memilih ngungsi ke Ponorogo.
Saat Pakubuwono II kembali lagi ke Kartasura (1743), Keraton-nya sudah hancur.
Beliau-pun lantas memilih memindahkan bangunan Keraton ke Desa Sala (Solo) dan mendirikan kembali kerajaannya dengan nama baru Surakarta Hadiningrat.
Keraton-nya ditempati sejak tahun 1745.
Di Tahun 1745 itulah, Gubernur Jenderal Van Imhoff memerintahkan untuk dibangun sebuah Benteng, kemudian dinamakan Benteng Vastenberg, di seputar Gladak. Bentengnya ini untuk meng-intip kegiatan pemerintahan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, karena disinyalir dapat membahayakan kedudukan Kompeni waktu itu.
Tahun 1755, Terjadi Perjanjian Giyanti, antara Kerajaan Mataram yang diwakili Pakubuwono III (putera Pakubuwono II) dengan VOC dan Pangeran Mangkubumi (adik dari Pakubuwono II)
Dari Perjanjian itulah Kerajaan Mataram dipisah menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta.
Jadi, Solo itu awalnya nama Desa tempat dimana keraton Mataram dipindahkan dari Kartasura yang sudah hancur.
Kini penggunan nama Kota Solo lebih familiar diucapkan, menjadi nama beken untuk Surakarta.
Wahyu Liz Adaideaja
instagram: adaideaja
No comments:
Post a Comment